Senin, 17 Mei 2010

Cerpen

Hampir dua tahunan ini ku menjalani profesiku sebagai pengadar narkoba di Semarang.Meski aku hanya penyalur stok,tapi keuntungan yang aku peroleh sudah mampu untuk menghidupin keluargaku.Bahkan hidupku kini sudah serba kecukupan,cuma aku tak ingin memperlihatkan itu semua kepada tetanggaku,karena itu bisa membuat mereka curiga akan pekerjaanku ini.
Sebagai pemula,aku sudah mampu mendapatkan kepercayaan dari bos besarku.Aku mendapat tugas menyebarkan sabu-sabu ke Semarangdan kota-kota disekitarnya.Barang yang aku dapat langsung dari Malaysia itu terebih dahulu dibagi kepada gembong-gembong yang lain.Penyelundupan dari perbatasan Malaysia dengan Kalimantan itu kemudian dilanjutkan dengan pengiriman lewat kayu-kayu pesanan yang dimuat dalam kapal dan berhenti di kabupaten Kendal.
"Cok,sudah kau kirim barang yang kemarin?" Tanya Bosku.
"Sudah Bos."Jawabku
"Sudah kau pastikan pengiriman ini tak tercium oleh polisi setempat ?"Tanya Bosku lagi.
"Sistem pengawasan daerah itu yang paling rendah diantara kota-kota lainnya,jadi kemungkinan untuk ketahuanpun sangat kecil.Dan lebih bagusnya lagi daerah ini sangat tunduk dengan namanya uang.Bila uang sudah berbicara,semua urusan akan beres."Jelasku.
ooOOoo
Hari ini aku akan libur,Bosku memberikan cuti smiggu untukku.Mungkin ini waktu untukku refreshing sejenakyang sengaja diberikan Bosku kepadaku,karena akhir-akhir ini aku begitu sibuk,bahkan untuk tidur nyenyakpunaku tak sempat.Dengan cuti ini aku berharap bisa segala unek-unek seputar pekerjaanku,dan bisa menjadi diriku sendiri sepenuhnya.
Menikmati indahnya sore hari dengan membaca koran dan minum secangkir kopi mampu membuatku melupakan segala unek"ku dalam pekerjaan.
"Mas Ucok."Panggil seseorang dari dalam.
"Ada apa Na ?"Jawabku.
"Minta uangnya dong Mas?".Sahut Nana.
"Memangnya mau buat apa ?".Tanyaku.
"Beli buku ".Jawabnya.
"Ini Lima ratus ribu cukup nggak ?.Tanyaku.
"Cukup kok,ntar kalau kurang kan tinggal minta sama Mas Ucok".Jawabnya manja.
"Kamu itu memang bisa yach membuat kakak tersenyum ".Kataku tersenyum.

Nana pun berlalu pergi mengendarai sepeda motor maticnya.Motor yang ku belikan saat ulang tahunnya ke 18 kemarin.Dia sangat senang sekali ketika melihat kado ulang tahunnya.Sekali kali tak apalah memanjakan adik sendiri,lagi pula dia adikku satu"nya.Setelah bapak meninggal,hanya ibu yang mendidik kami dengan kasih sayang.Tapi meski kasih sayang kami dapatkan dari seorang ibu kurang sempurna bila tidak disertai dengan kasih sayang dari sosok seorang bapak,Dan mulai saat itupun aku mencoba untuk sedikit memanjakan Nana,agar dia sedikit terhibur dan tidak larut dalam kesedihan karena kepergian bapak.
ooOOoo
Terik matahari yang begitu menyengat mampu mengeluarkan keringat yang bersarang di pori"ku.Hari ini aku sudah mulai kembali ke dunia pekerjaanku,dan kembali berurusan dengan hal yang tidak seharusnya aku jamah.Akan tetapi kebutuhan uang untuk hidup yang memaksa aku melakukan pekerjaan haram ini.
"Nanti malam kita akan kirim 700 kilo,dan daerahmu dapat 200 kilo.Usahakan itu laku dalam 2 minggu."Kata Bosku.
"Kenapa tidak seperti biasanya Bos ?."Tanyaku.
"Dari semua daerah yang kita kirim hanya daerahmu lah yang selalu paling cepat kehabisan stok.Aku tak mau pelanggan kecewa dengan kita."Jelasnya.
"Aku akan usahakan barang itu laku dalam 2 minggu Bos".Jawabku.
"Itu lebih bagus."Ungkapnya.
Kami ngobrol perihal tentang bisnis sampai kami lupa kalau waktu sudah hampir petang.Kamipun siap" untuk segera menuju ke pelabuhan.Semua gembong dikumpulkan untuk siap menempati tugasnya masing-masing.
"Kalian semua sudah siap ?"Tanya Bosku.
"Tinggal Si Pincuk yang belum datang."Jawab Parno.
"Tadi dia kan kesini ?"Tanya Bosku.
"Ya Bos,tapi tadi dia dapat telpon dari rumah dan izin sebentar."Ungkap Parno.
"Lebih baik ditelfon saja Bos,dari pada kita harus menunggu."Usulku.
"No,telfon dia dan suruh kesini secepatnya".Perintah Bosku.
"Baik Bos."Jwab Parno.
"Hallo,ini Pincuk ?"Kata Parno dalam telfon.
"Iya saya sendiri."Jawabnya.
"Cuk,kamu disuruh ke markas secepatnya sama Bos,semua sudah nungguin kamu disini."Kata Parno.
"No,bilangin ke Bos sepertinya malam ini aku nggak bisa ikut,soalnya istriku sedang melahirkan."Jawab Pincuk.
"Ya sudah nanti aku sampaikan sama Bos.Selamat ya,kamu sudah jadi bapak."Sahut Parno.
"Ya,sama" No."Jawab Pincuk.
Parno pun menutup telponnya dan menyampaikan amanat Pincuk kepada Bos.
"Katanya,dia nggak bisa ikut malam ini Bos,istrinya mau melahirkan."Ungkap Pincuk.
"Ya sudah kita berangkat tanpa dia saja."Jawab Bos sambil melangakah pergi.
oo00oo
Terlihat kapal" besar bermuatan kayu" gelondongan yang jumlahnya puluhan.Siap mengangkut kayu" tersebut sampai ke pemesannya,beserta sabu" yang kami sisipkan diantara kayu" tersebut.
Saat kapal hendak berngkat,aku seperti melihat seseorang yang aku kenal.Ya...itu Pincuk,kataku dalam hati.Aku jadi curiga dengan tingkah lakunya yang sangat aneh.Dia berpenampilan layaknya mandor kapal,dan berusaha menghindar dari pandanganku.Akupun melaporkan itu kepada Bosku.
"Bos,sepertiny ada yang aneh."Kataku.
"Tadi aku melihat Pincuk dengan pakaian seorang mandor,dia juga berusaha nenghindar dari pandanganku."Ungkapku.
"Yang benar kamu kalau ngomong ?"Tanya Bosku.
"Aku nggak bohong Bos,aku melihat dengan mata kepalaku sendiri tadi."Jelasku.
"Ada yang tidak beres ini."Kata Bosku.
"Kita harus bagaimana Bos?"Tanya Parno.
"Coba kamu selidiki kesana,bila itu memang Pincuk berarti dia sudah bohongi kita."Perintah Bosku kepada Parno.
"Baik Bos."Jawab Parno dan pergi menuju tempat dimana tadi aku melihat Pincuk.
Saat Parno menuju kesana,sepertinya ada yang mengikutinya dari samping.Tiba" terdengar suara tembakan di udara.
"Duaaaarrrr......"Menggema keras.
"Angkat tangan semuanya !!! Tempat ini sudah dikepung oleh polisi."Kata orang yang tadi menembakkan pistol ke udara.
Aku yang takut tertangkap dengan cepatnya lari begitu juga dengan Bosku.Dia juga lari denganku,tapi nasib berkata lain.Dia tertembak saat hendak melompat ke laut.Aku yang melihat itu langsung menyelamdan mencari tempat yang aman agar polisi itu tidak menangkapku.
oo00oo
Peristiwa tadi malam membuatku trauma.Aku berniat kembali ke jawa secepatnya,apalagi setelah tahu berita di TV yang menyatakan bahwa dalam peristiwa itu masih ada buron yang berhasil lari,dan itu aku.
Setelah semua barang" aku persiapkan,akupun pergi menuju bandara.Aku memilih lewat jalur udara karena takut kalau aku lewat jalur laut aku akan tertangkap.Lagi pula,Pincuk si penghianat itu tahu kalau aku tak suka naik pesawat,pasti dia akan memperketat penjagaan di tiap" pelabuhan.
"Penerbangan ke Semarang berangkat jam berpa Mbak?"Tanyaku kepada salah satu orang yang dudu di sampingku.
"10.30 Mas,sekitar setengah jam lagi."Jawabnya.
"Mas mau pergi atau pulang ?"Tanya Mbak itu.
"Pulang kok."Jawabku.
"Mas kesini merantau ya?"Tanya dia lagi.
"Iya,Mbak juga mau ke Semarang ?"Tanyaku.
"Saya mau ke Surabaya kok,mau nengokin kakak yang sedang sakit."Jawabnya.
"Kok jauh sekali ?"Tanyaku lagi.
"Dia tinggal disana bersama suaminya.Bapak dan Ibuku sudah kesana kemarin,makanya aku sekarang mau kesana."Ungkapnya.
Tak terasa kami ngobrol sampai lupa waktu.Hampir saja aku ketinggalan pesawat,untung saja dia mengingatkanku saat kami tengah asyik ngobrol.
"Mas,itu pesawatnya mau berangkat."Ingatnya.
"Oh iya...ya sudah aku duluan ya?"Kataku.
"Iya Mas."Jawabnya.
Akupun pergi meninggalkan tempat dudukku dan menuju ke pintu masuk.Beruntung bagiku,saat aku hendak kesana polisi baru saja melakukan operasi pencarian tersangka dengan menanyai petugas bandara.Ternyata kebohonganku dulu membbuat Pincuk terkecoh.Aku pernah ditanya Pincuk dimana tempat tinggalku yang di jawa,aku menjawab kalau aku tionggal di Madura dan Pincuk sepertinya percaya omonganku itu.Sehingga,sekarang aku tahu manfaat dari berbohong itu bisa menyelamatkanku dari polisi.
oo00oo
Aku merasa lega,akhirnya aku bisa merasakan udara kebebasan.Di jawa aku bebas pergi kemana saja karena Pincuk tak mungkin mencariku sampai kesini.
Sampainya di rumah,aku langsung mencari-cari orang" rumah.Tapi tak ku temukan sama sekali,apa mungkin mereka sedang tidak ada di rumah atau sedang pergi rekreasi pikirku dalam hati.Tapi kenapa pintu rumah tidak dikunci.Sebenarnya apa yang terjadi di rumah ini.
Saat aku membuka pintu kamar Nana,aku menemukan jarum suntik dan bekas muntahan darah di lantai.
Apa mungkin Nana seorang pemakai,tapi aku berharap apa yang aku lihat ini tidak benar.Dalam hati aku berkata mungkin itu temannya yang menginap di rumah ini dan dia overdosis saat orang" pergi.Dan mungkin sekarang orang" sedang ke rumah sakit untuk mengantarkannya.
Ku coba untuk menghubungi nomor Hp Nana,tapi tidak aktif.Akhirnya aku putuskan untuk mencari ke rumah sakit terdekat berharap mereka ada disana.
oo00oo
Setengah jam aku berusaha mencari,akhirnya kutemukan juga mereka.Kulihat Ibuku menangis.Dari dalam hatiku,keluar pertnyaan besar,sebenarnya siapa yang OD,apa mungkin Nana,karena dia nggak ada.
"Bu,sebenarnya ada apa ini ?".Tanyaku
"Nana.....".Jawabnya pilu
"Nana kenapa Bu ?"Tanyaku ingin tahu.
"Nana overdosis di kamarnya tadi siang,sekarang dokter sedang berusah menyelamatkan nyawanya."Jawab Ibuku sambil menangis.
Mendengar perkataan Ibuku,aku langsung roboh tak sadarkan diri.Dalam hati aku tak percaya dengan apa yang terjadi.Nana gadis yang berpenampilan muslim dan tak pernah bergaul dengan junkies,ternyata dia seorang pemakai.Aku bagai tersambar petir di siang bolong

1 komentar:

dewi mabux mengatakan...

ahc.....lumayan c,,